Friday 14 August 2015

Buddha Ada Di mana



Buddha Ada Di mana

Pada masa Dinasti Ming terdapatlah seorang yang bernama Yang Pu, dia mendengar di Sichuan ada Master Wu Ji yang merupakan jelmaan Bodhisattva, maka itu dia bermaksud pergi ke Sichuan belajar Ajaran Buddha pada Master Wu Ji.

Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang Bhiksu tua, sepasang matanya memancarkan maitri karuna, berkata pada Yang Pu : “Master Wu Ji adalah guruku, beliau mengetahui kedatanganmu, maka itu saya diutus untuk menyambutmu sambil menyampaikan pesan padamu bahwa daripada pergi menemui Master Wu Ji lebih baik pergi bertemu dengan Buddha Hidup”.

Yang Pu bertanya : “Jadi dimanakah Buddha Hidup itu berada?”

Bhiksu tua itu memberitahukan Yang Pu, pertama-tama ikuti jalur jalan pulang kembali ke rumahnya, kemudian akan bertemu dengan seseorang, dengan ciri-ciri sebagai berikut, mengenakan selimut warna kuning dengan terbalik dan memakai sandal juga terbalik, ingatlah dengan seksama, jika anda bertemu dengan orang yang berdandan sedemikian rupa, maka janganlah sampai terlewatkan, dia adalah Buddha Hidup.

Setelah mendengarnya Yang Pu amat kegirangan, siang malam menempuh jalan ingin cepat-cepat bertemu Buddha Hidup. Akhirnya waktu tengah malam baru sampai di rumahnya.

Ibunda Yang Pu yang begitu mendengar ketukan pintu yang dikenalinya itu segera melompat dari tempat tidurnya, dengan tergesa-gesa ingin segera membukakan pintu untuk anaknya, sehingga melupakan udara dingin yang menusuk di musim dingin, juga melupakan harus mengenakan baju hangat, kerinduannya yang setiap hari dipendam mengharapkan kepulangan sang anak.

Akibat luapan kegembiraan telah membuatnya panik sehingga tidak sempat lagi mengenakan baju dingin dan karena ingin cepat-cepat membukakan pintu, maka dia memakai selimut kuning untuk melindunginya dari hawa dingin. Sandal yang dipakai juga jadi terbalik.

Begitu pintu terbuka, Yang Pu jadi terkejut dan jadi mengerti, ternyata berbakti pada ayahbunda lebih penting daripada pergi bertemu Buddha Hidup. Selanjutnya dia lebih giat berbakti pada ibundanya, kemudian dia menulis penjelasan pada “Klasik Bakti”, mengingatkan manusia di dunia ini supaya baik-baik berbakti pada ayahbunda.